Kelompok 1 Praktikum Bahan Bangunan Laut |
Pada praktikum pekan ke-6, penulis melakukan uji tekan beton pada hari ke-28. Seperti kita ketahui pengujian beton dimaksudkan untuk menentukan besarnya kekuatan beton silinder yang dibuat dan dirawat (curing) di laboratorium.
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini sama dengan alat dan bahan yang digunakan pada pengujian kekuatan beton pada pekan sebelumnya, atau pada beton hari ke-7 dan hari ke-14
Alat
- UTM dengan kapasitas 100 ton
Bahan
Bahan yang diperlukan adalah benda uji berupa beton silinder.
Kemudian langkah kerja yang dilakukan juga sama dengan uji tekan beton yang sebelumnya.
Bahan yang diperlukan adalah benda uji berupa beton silinder.
Kemudian langkah kerja yang dilakukan juga sama dengan uji tekan beton yang sebelumnya.
Prosedur Pengujian Benda Uji
- Ambil benda uji dari tempat perawatan.
- Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.
- Jalankan mesin uji tekan. Tekanan harus dinaikan berangsur-angsur dengan kecepatan berkisar antara 4 kg/cm2 sampai dengan 6 kg/cm2 perdetik.
- Lakukan pembebanan sampai benda uji hancur dan catatlah beban maksimum yang dapat diterima benda uji yang terjadi selama pemeriksaan benda uji sesaat sebelum benda uji hancur.
- Lakukan langkah-langkah di atas sesuai dengan jumlah benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekan karakteristiknya.
Pengujian kuat tekan hari ke-28 merupakan praktikum terakhir dari seluruh rangkaian praktikum beton ini. Kemudian hasil dari pengujian kuat tekan beton umur 7, 14, dan 28 hari dapat dilihat pada tabel berikut.
Kemudian analisis dari kelompok kami adalah sebagai berikut.
Penulis mendapatkan nilai hasil uji kuat tekan beton maksimal setelah 28 hari adalah sebesar 169,290 kg/cm2. Nilai kuat tekan ini masih kurang dari nilai kuat tekan rencana yang diinginkan, yaitu kriteria beton K-175.
Tidak tercapainya nilai kuat tekan beton rencana ini dimungkinkan disebabkan oleh adanya penambahan air pada saat pengadukan bahan-bahan campuran di mesin pengaduk, agregat kasar yang sebenarnya kurang layak untuk digunakan jika melihat hasil dari analisis saringan agregat kasar, dan adanya kesalahan saat perhitungan rancangan campuran beton. Faktor lain yang dapat mempengaruhi adalah proses perawatan beton, yaitu proses curing yang tidak dilakukan secara maksimal juga dapat mempengaruhi kuat tekan beton. Proses curing untuk beton ini hanya dilakukan dengan cara menutup beton dengan karung basah bukan merendam beton dalam air, hal ini mungkin merupakan salah satu faktor penyebab kuat tekan beton tidak mencapai target.
0 komentar:
Posting Komentar